Minggu, 09 Desember 2018

APMAA Conference 2018: Pengalaman Ikut Serta Konferensi Internasional di Negeri Sakura


Konferensi internasional menjadi acara yang banyak dicari dan dikejar oleh para akademisi atau praktisi. Memang tidak mengherankan, karena acara ini menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi mereka yang meneliti dan melakukan praktik. Di acara ini juga orang-orang dapat membangun jaringan internasional untuk bekerja sama maupun menghasilkan karya yang lebih besar. Nah, hal-hal ini juga menjadi alasan saya untuk mengikuti konferensi internasional.
APMAA Logo (sumber: Web APMAA Asia)

Pada 2014 lalu, saya pernah mengikuti konferensi internasional yang diselenggarakan oleh STIE Perbanas Surabaya bekerja sama dengan Sripatum University Thailand, yaitu 3rd International Conference on Business and Banking yang diselenggarakan di Pattaya Thailand. Itu adalah kali pertama saya tahu apa dan bagaimana konferensi itu diselenggarakan. Dengan paper yang masih sangat sederhana dan keberuntungan yang banyak, saya mendapatkan kesempatan saat itu untuk memperoleh pengalaman presentasi. Pengalaman kedua saya adalah International Conference on Accounting, Management, Economics, and Social Sciences (ICAMESS) 2016 yang diselenggarakan oleh Universitas Singaperbangsa Karawang di Jakarta. Di kesempatan tersebut, saya mempresentasikan skripsi saya. Semenjak awal kuliah, saya sangat ingin untuk ikut konferensi dengan kualitas paper yang (harapan saya) sedikit banyak ada peningkatan.

The Way to APMAA Conference
APMAA atau kepanjangan dari Asia-Pacific Management Accounting Association adalah salah satu asosiasi akuntansi dan akuntansi manajemen ternama di dunia. Setiap tahunnya, APMAA selalu mengadakan konferensi internasional untuk mengumpulkan akademisi dan praktisi dari seluruh dunia guna berbagi pengetahuan.

APMAA Conference telah diselenggarakan sebanyak 14 kali. Tahun ini, yang saya ikuti, adalah kali ke-14 yang dilaksanakan di Tokyo Jepang pada tanggal 29 Oktober – 1 November 2018, tepatnya di Universitas Waseda. Sejauh yang saya amati, konferensi ini adalah konferensi yang bagus dalam segala aspeknya. Mulai dari websitenya saja, sebelum saya hadir di konferensinya, sudah bisa diketahui bahwa panitia dari konferensi ini adalah orang-orang yang berkomitmen tinggi dan benar-benar berfokus pada terselenggaranya acara konferensi.

Orang yang ingin berpartisipasi sebagai presenter diharuskan untuk men-submit paper untuk di-review dan ditentukan lolos tidaknya. APMAA pada tahun 2018 ini menjadwalkan batas akhir pengumpulan paper pada tanggal 5 Juli. Jadwal ini bagi saya cukup menantang, karena tepatnya adalah setelah hari raya Idul Fitri yang notabene saya tentunya pulang kampung dan ingin fokus pada aktivitas di rumah lebih lama. Tapi karena saking inginnya ikut konferensi ini, paper saya selesaikan kurang dari dua minggu. Jika ditotal waktu pengerjaan paper tersebut adalah satu bulan, mulai dari proposal sampai dengan submission. Saya mengirimkan paper tepat pada tanggal 5 Juli. Anyway, tidak ada perpanjangan waktu untuk paper subsmission setelah tanggal tersebut lho.

Paper yang telah di-submit akan diumumkan kelolosannya setelah selesai menjalani review. Saya menerima hasil review paper pada tanggal 30 Juli 2018. Alhamdulillah, email yang saya nanti-nantikan adalah berita baik alias accepted tanpa syarat (unconditional). Jadi, status penerimaan paper APMAA Conference terdiri dari tiga jenis: accepted, conditionally accepted, atau rejected. Yang membahagiakan lagi dari hasil review ini adalah satu frasa yang diberikan oleh sang reviewer untuk paper saya: “interesting paper”. Betapa senangnya saya mendapatkan respons tersebut, yang berarti bahwa paper saya layak dan menarik untuk dipresentasikan dalam forum internasional tersebut.

Setelah dinyatakan diterima, panitia mewajibkan penulis paper untuk men-submit camera ready paper pada tanggal 15 September 2018. Setelah selesai batas pengumpulan, panitia menyusun jadwal sesi paralel dan menentukan moderator, presenter, dan pembahas di dalam setiap sesi. Setelah pembagian awal dalam sesi fix, partisipan diharapkan membangun komunikasi dengan orang-orang di dalam sesi yang sama, terutama dengan moderator sesi yang telah ditentukan. Jika ada masalah terkait sesi, maka disarankan untuk menyampaikan kepada moderator sesi. Dengan kata lain, moderator sesi memiliki tanggung jawab penuh atas sesinya. Partisipan konferensi masih diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau perubahan terkait peran yang dialokasikan dalam sesinya.

Ada sedikit cerita di balik penetapan peran dalam sesi saya. Jadi sejak awal, email yang saya terima dari panitia selalu menggunakan sapaan professor. Saya kira itu adalah sebutan umum yang digunakan untuk menyapa semua orang di dalam konferensi tersebut. Ternyata ketika pembagian peran sebagai moderator dan presenter di dalam sesi, saya juga ditempatkan sebagai pembahas (discussant) paper. Saya agak kaget. Ketika saya tanya dosen saya ketika S1, ternyata salah satu bentuk konferensi yang baik memang yang menggunakan sistem seperti itu, yaitu ada peran timbal balik. Seorang presenter bisa menjadi pembahas maupun moderator dalam sesi tersebut. Ketika saya mencari informasi terkait penulis paper yang reviewnya ditugaskan kepada saya, wah ternyata beliau adalah seorang profesor dan papernya memang belum pernah saya temui sebelumnya. Ini berarti bahwa memang banyak orang yang ikut serta dalam konferensi tersebut adalah profesor (tidak semua, kebanyakan profesor atau doktor). Pelajaran yang saya ambil: kalau menuliskan afiliasi di bawah nama, sebaiknya lengkap dengan status dan degree. 😄 Di sisi lain, saya sangat bersyukur karena paper saya nanti bisa didengarkan oleh para profesor-profesor.

Semangat kerja panitia juga terasa ketika memberikan respons atas pertanyaan dari peserta konferensi. Tak lama setelah proses fiksasi sesi, hasil revisi skedul juga segera diumumkan. Bagi yang ingin mengecek skedul yang dimaksud, bisa klik di sini.

Hasil penerimaan paper berdasarkan kategori conditional dan unconditional diberikan penyebutan dan pembetukan sesi paralel yang berbeda. Paper yang diterima tanpa syarat disebut dengan competitive paper, dan paper saya masuk ke dalam kategori ini. Sedangkan paper yang diterima dengan syarat disebut dengan development paper.

Konferensi APMAA 2018
Konferensi APMAA dilaksanakan selama empat hari. Acara hari pertama dimulai pada pukul 9 a.m. Mulai hari pertama ini sudah terjadwal sesi paralel, dimulai dari presentasi untuk doctoral colloquium terlebih dahulu baru kemudian development paper dan competitive paper. Opening dilaksanakan di Masaru Ibuka Hall International Conference Center Universitas Waseda. Gedung yang digunakan untuk konferensi APMAA 2018 ini sepertinya memang gedung yang dikhususkan untuk acara konferensi-konferensi, karena selain hall-nya yang sangat cocok untuk forum besar, ruangan-ruangan yang ada juga terdiri dari ruang sedang dan kecil yang pas untuk mengadakan sesi paralel. Sehari sebelum acara, saya mendatangi lokasi gedung ini untuk tahu terlebih dahulu jenis bus dan rute yang ditempuh dari penginapan menuju lokasi kegiatan tersebut. Untuk teman-teman yang akan mengikuti acara serupa, survei lokasi ini penting lho agar ketika di hari acara, kita tidak bingung lagi tentang bagaimana caranya sampai ke tujuan yang bisa menyebabkan telat.


Di depan International Conference Center Universitas Waseda, sehari sebelum acara (dokumentasi pribadi)
Di hari kedua konferensi, ketika saya kerajinan datang dan pagar gedung bahkan belum dibuka (dokumentasi pribadi)
Acara opening berisi sambutan dari ketua panitia dan ketua APMAA Jepang. Saya jujur sangat merasakan hangatnya sambutan dari panitia sejak dimulainya acara ini. Bahkan ketika pagi hari pun, sebelum acara dimulai dan ruangan untuk sesi paralel belum dibuka, peserta yang sudah hadir lebih dulu disediakan ruangan darurat untuk menunggu. Saya kagum dengan sikap panitia yang sangat tanggap dan sopan menyambut para peserta. Mungkin seperti inilah orang Jepang, itu yang di benak saya. Nuansa yang dibangun membuat peserta merasa nyaman untuk berbincang dengan panitia maupun peserta lain sampai dengan akhirnya sesi paralel dimulai dan kemudian dilanjutkan dengan opening tersebut. Di akhir susunan acara opening, seluruh peserta berfoto bersama, dan di saat itulah saya mengabadikan momen berharga bersama hampir seluruh peserta konferensi ini. Ada beberapa yang masih belum hadir karena beberapa alasan.


Panitia dan peserta APMAA Conference 2018 selesai opening
Setelah opening, acara langsung dilanjutkan dengan sesi paralel untuk doctoral colloquium kembali dan juga sesi paralel untuk development paper. Di setiap sesi, terdapat 3 paper yang dipresentasikan. Saya mengikuti acara sampai dengan malamnya, yaitu welcoming dinner yang diselenggarakan di Rihga Royal Hotel Tokyo. Dari gedung konferensi menuju hotel ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 200 meter. Acara makan malam tersebut diisi dengan sambutan dari ketua panitia dan kami dipersilakan untuk makan malam sembari berbincang satu sama lain untuk membantu jaringan. Panitia menyediakan menu makanan yang enak dan halal. Beberapa merupakan khas Jepang tentunya. Makanan yang paling teringat enaknya waktu itu adalah cake-nya 😍, yang menemani suasana mengobrol dengan peserta lain. Berakhirnya welcoming dinner yang menandakan berakhirnya acara pada hari pertama ini yaitu kurang lebih pada pukul 7 p.m.


Mengikuti sesi paralel di hari pertama (dokumentasi pribadi)
Prof. Masao Tsuji, the Chair of APMAA 2018 Conference (dokumentasi pribadi)
Hari kedua konferensi penuh dengan sesi paralel dan CFO/Controller Symposium. Sesi paralel seluruhnya berisi presentasi competitive paper, karena paper doktoral dan development paper telah selesai dipresentasikan di hari pertama. Pada sesi paralel kedua hari itu, saya memiliki jadwal untuk saya presentasi. Saya cukup deg-degan menjelang presentasi tersebut. Tapi karena orang-orang yang berada di sesi saya sangat ramah-ramah, saya jadi cukup rileks. Presentasi pertama di sesi saya adalah oleh Prof. Yasheng Chen dari Xiamen University, China. Pembahasnya yaitu Mr. Toshiaki Wakabayashi, Ph.D. dari Sophia University, Japan. Saya adalah presenter kedua dengan pembahas yang sama. Presentasi ketiga yaitu oleh Mr. Toshiaki Wakabayashi yang dibahas oleh Prof. Yasheng Chen.

Durasi presentasi tiap presenter maksimal 15 menit. Setelah itu dilanjutkan dengan pembahasan paper oleh pembahas selama 15 menit dan tanya jawab dengan siapapun yang ada di sesi selama 5 menit. Jadi, tiap orang memiliki total waktu 20 menit. Saya memperoleh banyak masukan berharga di dalam sesi ini, terutama dari Mr. Wakabayashi. Prof. Hah Young dari Waseda University sebagai moderator juga ikut memberikan saran kepada saya. Dari pengalaman presentasi di dalam sesi ini, saya menjadi tahu sistem sesi paralel yang benar-benar efektif dan efisien. Karena masing-masing sebelumnya telah memiliki paper yang akan dipresentasikan dari pengiriman via email, maka pembahasan menjadi lebih komprehensif dan tepat sasaran. Dengan begitu, tujuan dari presentasi paper betul-betul tercapai.

Setelah selesai ketiga presentasi, saya berfoto bersama Prof. Hah Young, Mr. Wakabayashi, dan Prof. Yasheng Chen. Ini adalah kenang-kenangan yang tidak akan pernah saya lupakan, berfoto bersama para ahli akuntansi di Asia Timur. Semoga tidak hanya kesipitan beliau-beliau saja yang menular, tetapi juga keahliannya. 😆😆😆


Dari kiri: Mr. Wakabayashi, Prof. Yasheng Chen, saya, dan Prof. Hah Young (dokumentasi pribadi)
Setelah setengah hari sesi paralel, CFO/Controller Symposium diisi dengan materi dari para praktisi yang berperan sebagai CFO di perusahaan-perusahaan terkemuka di Jepang dan seluruh dunia, yaitu Hitachi, Mitsubishi., Akebono, dan Eisai. Wah kapan lagi bisa mendengarkan materi langsung dari orang-orang hebat yang mengelola perusahaan terkenal tersebut. Materi yang diberikan tidak lain mengenai akuntansi dan sebagian besar memperkenalkan praktik khas mereka yang cukup berbeda dengan praktik dengan negara-negara lain. Sesi ini berlangsung sampai dengan jam 5 p.m. Setelah sesi ini, sebenarnya masih ada satu agenda lagi, yakni conference dinner. Akan tetapi karena saya hanya membayar student fee untuk keikutsertaan untuk acara ini, maka agenda tersebut dikecualikan.
Salah satu CFO yang membeikan materi di CFO/Controller Symposium (dokumentasi pribadi)
Bersama seluruh CFO yang memberikan materi (dokumentasi pribadi)
Hari ketiga konferensi berisi full sesi paralel untuk competitive paper. Karena sudah lega dengan terselesaikannya kewajiban presentasi di hari sebelumnya, di hari ketiga ini saya tinggal mengikuti sesi-sesi paralel seperti pada hari pertama. Saya juga ikut menyaksikan presentasi oleh dosen-dosen dari Indonesia. Malamnya, dilaksanakan farewell dinner. Yah, dari namanya sedih begitu ya. 😟 Ini memang menandakan bahwa konferensi hampir usai. Esoknya kegiatan yang dilakukan adalah company visit ke Hitachi Electric dan Akebono Brake. Karena terdapat dua destinasi, maka pesertapun juga dibagi menjadi dua berdasarkan pilihannya sebelum hadir di konferensi. Acara makan malam ini juga dilaksanakan di Rihga Royal Hotel Tokyo.



Mengikuti sesi paralel competitive paper (dokumentasi pribadi)
Pada malam farewell dinner, panitia memberikan ucapan terima kasih atas keikutsertaannya dalam konferensi APMAA 2018. Panitia konferensi APMAA 2019 juga menyampaikan sambutannya untuk keikutsertaan pada acara tahun mendatang. Dosen-dosen dari Indonesia juga diberikan kesempatan untuk menyanyikan lagu "Kapan-kapan" yang menghidupkan suasana malam terakhir tersebut. Tentunya juga telah disediakan hidangan-hidangan yang mantap. Acara farewell dinner berakhir pada pukul 8 p.m. Saya berpamitan dengan Bapak Ibu peserta yang sudah saya kenal selama tiga hari, terutama yang tidak berencana mengikuti company visit esoknya karena memiliki aktivitas lain.


Bersama Prof. Susumu Ueno, the Chair of the APMAA Board of Directors di farewell dinner (dokumentasi pribadi)
Bersama Ibu Akmalia Mohamad Ariff dari Universiti Malaysia Terengganu (dokumentasi pribadi)
Pagi harinya, peserta bersiap di Rihga Royal Hotel Tokyo untuk mengikuti company visit. Saya mengikuti kelompok yang mengunjungi Hitachi Kokusai Electric. Perjalanan menggunakan bus menuju perusahaan berjalan kurang lebih satu jam. Sepanjang perjalanan saya melihat model-model residen atau perumahan di wilayah Tokyo. Ternyata memang wilayah tempat kegiatan selama ini berada di pusat kampus dan aktivitas kota. Sedangkan perumahan warga berada di wilayah lain yang tersusun dengan rapinya.
Bersama dosen dari Indonesia sebelum company visit (dokumentasi pribadi)
Sesampainya di Hitachi, kami tidak diperkenankan untuk menggunakan kamera (kamera diberikan seal) selama berkeliling sehingga tidak ada dokumentasi yang dapat saya tunjukkan. Namun pada intinya, Hitachi yang kami kunjungi adalah lokasi pabrik, tapi di dalamnya tidak ada banyak orang seperti pabrik-pabrik yang ada di Indonesia. Setelah menerima penjelasan dari guide perusahaan, alasannya adalah karena sistem produksi Hitachi sudah menggunakan sistem automasi penjadwalan dan pengerjaan sehingga tidak lagi dibutuhkan banyak orang dalam memproduksi. Waaah saya terkagum-kagum dengan sistem yang diterapkan ini. Tidak hanya itu, kami juga diberi kesempatan untuk mencoba prototype-prototype barang produksinya, di antaranya kamera yang memiliki kemampuan perbesaran sekian juta kali yang biasanya digunakan untuk olimpiade olaharga. Rencananya, kamera tersebut yang akan digunakan untuk olimpiade di tahun 2020 nanti.  Sebegitu rajinnya negara sakura ini, yang sudah mempersiapkan even tersebut jauh sebelum acara berlangsung. Saya yang kebetulan diberi kesempatan untuk mencoba kamera tersebut. Bagaimana saya tambah kagum ndak ketulungan lagi. 😍😍😍

Selesai berkeliling perusahaan, peserta dikumpulkan di satu tempat untuk diberikan penjelasan dari perusahaan mengenai sistem akuntansi di Hitachi Kokusai Electric. Peserta juga diberikan kenang-kenangan. Setelah seluruh susunan acara company visit berakhir, acara selanjutnya adalah sightseeing Tokyo. Satu momen yang tidak kalah berkesan selama perjalanan usai company visit adalah makan siang yang dilaksanakan di sebuah tempat makan khas Jepang. Yang membuat berkesan adalah pada makan siang tersebut, para penikmat makanan halal dijadikan satu ruangan untuk menikmati makanan spesial. Karenanya saya berkumpul dengan sahabat Muslim dari berbagai negara, seperti Malaysia dan Qatar. 😍


Bento halal di hari terakhir konferensi (dokumentasi pribadi)
Agenda sightseeing Tokyo dipandu oleh seorang guide. Beliau menjelaskan banyak mengenai tempat-tempat di Tokyo, mulai Tokyo Metropolitan, Tokyo Bridge, Tokyo Tower, dan lain sebagainya. Destinasi tempat yang dituju untuk dikunjungi adalah Edo-Tokyo Museum. Di museum ini, peserta menyaksikan banyak kebudayaan Jepang dari zaman edo yang konon merupakan zaman perjuangan masyarat Tokyo. Sightseeing berakhir pada pukul 5 p.m. di Tokyo Station. Beberapa peserta berpisah di lokasi tersebut, dan beberapa lagi berpisah di Rihga Royal Hotel Tokyo sebagai lokasi pengantaran akhir bus.


Di depan Tokyo Station (dokumentasi pribadi)
Bersama Mr. Tarmo Kadak dari Tallinn University of Technology, Estonia, the tallest man I've ever met! (dokumentasi pribadi)
Konferensi APMAA berakhir pada tanggal 1 November 2018. Jumlah paper yang dipresentasikan dalam konferensi ini adalah sebanyak 107 paper, dengan rincian 91 dipresentasikan di sesi paralel, 4 dipresentasikan di special session, dan 12 dipresentasikan di doctoral session. Penulis dan presenter dari paper-paper tersebut berasal dari 21 negara. Wahhh, betapa senangnya saya bisa ‘nyempil’ di antara 107 orang hebat tersebut yang memang kebanyakan adalah profesor. Sebagiannya lagi adalah doktor. Minimal mereka adalah mahasiswa doktor. Dan jadilah saya yang termuda dari sekian banyak orang itu. Saya sempat berpikir “apa saya salah acara ya?” 😅 Pada akhirnya, saya berpikir bahwa saya sangat beruntung dapat mengikuti konferensi ini. Dari awal, saya dapat rezeki topik paper yang bisa menarik hati reviewer, sampai dengan akhirnya bisa bertemu dengan para paper author lainnya. 

Tentang Universitas Waseda
Universitas Waseda menjadi host dari penyelenggaraan konferensi APMAA ke-14. Universitas ini adalah salah satu universitas swasta terbaik di negeri sakura. Lokasinya berada di Tokyo, yaitu di wilayah Shinjuku.
Satu sisi Universitas Waseda, diambil ketika mencoba jalan kaki dari penginapan sampai ke Universitas Waseda yang ternyata tidak bisa dibilang dekat 😄 (dokumentasi pribadi)
International Conference Center dari sisi samping, diambil ketika terlalu pagi sampai di lokasi (dokumentasi pribadi) 
A beautiful autumn branch in Waseda (dokumentasi pribadi)
Air minum dari Universitas Waseda dan kenang-kenangan dari peserta dari Sri Lanka (dokumentasi pribadi)

Penutup
Konferensi APMAA adalah salah satu konferensi yang bereputasi di bidang Akuntansi Manajemen. Konferensi ini telah menentukan lokasi dan waktu untuk pelaksanaannya bahkan untuk dua tahun mendatang. Saya bertanya-tanya, "kapan ya panitia bisa menentukan keputusan besar seperti ini bahkan dengan estimasi tanggal?" Ternyata di sela-sela acara konferensi, para pengurus APMAA dan panitia konferensi rapat untuk membuat keputusan penyelenggaraan konferensi APMAA di tahun-tahun berikutnya. Wah benar-benar keren dan rajin nih penyelenggaranya!

Di tahun 2019, konferensi APMAA akan dilaksanakan di Qatar University, Doha, Qatar. Tahun 2020 akan diselenggarakan di Kuala Lumpur Malaysia dan tahun 2021 akan kembali lagi di Indonesia, tepatnya di Jakarta, setelah dahulu pertama dilaksanakan di Bali pada tahun 2015. Secara keseluruhan, berikut adalah daftar riwayat penyelenggaraan konferensi APMAA mulai dari yang pertama sampai dengan 2018.

Riwayat Konferensi APMAA (sumber: Web APMAA 2018)
Konferensi yang bagus dengan kepanitiaan dan tempat pelaksanaan yang keren juga. Semua jadwalnya on time (tentunya karena Jepang terkenal dengan ini). Jadi bagi teman-teman di bidnag Akuntansi Manajemen utamanya, yang ingin mengikuti konferensi ini, sangat saya sarankan.

Dari hasil pengamatan saya selama konferensi, ternyata konferensi ini juga dijadikan tempat reuni bagi sebagian presenter. Ternyata orang-orang keren yang hadir dan berkelompok sejak awal merupakan perkumpulan orang-orang yang sudah bertemu sebelumnya di acara yang sama. Dari situ, saya belajar satu hal, yaitu salah satu cara untuk membangun jaringan internasional adalah dengan mengikuti suatu acara secara berkala.

Bagi rekan-rekan yang ingin melihat informasi konferensi APMAA 2018, silakan mengunjungi webnya di sini. Sedangkan yang ingin mengecek informasi penyelenggaraan untuk tahun 2018, bisa mengecek di sini.

Dari keikutsertaan saya di konferensi APMAA ini, saya mengambil banyak sekali pelajaran selam proses persiapan sampai berakhirnya acara. Acara satu hal yang menjadi sangat saya pahami, yakni "Jika suatu hal dimulai dengan niat yang baik dan lapang, maka Allah akan memudahkan setiap langkah yang kita jalani dengan banyak cara.” Intinya, tidak perlu takut untuk mencoba hal yang bahkan tampaknya sangat sulit, karena kita tidak tahu, siapa dan apa saja yang akan dikirimkan Allah untuk membantu kita. Bisa lewat orang yang kita kenal dan tidak kita kenal. Bisa dengan Ia menajamkan indera kita, dan tentunya masih banyak cara lain yang mungkin tidak pernah kita bayangkan. Jadi, untuk teman-teman yang ingin mencoba untuk ikut konferensi, jangan takut dan tetap berusaha ya!

1 komentar: