Senin, 11 Maret 2024

Tips Cepat dan Efektif Belajar IELTS (My Version)

IELTS (International English Language Testing System), seringkali menjadi momok bagi banyak orang ketika dijadikan syarat untuk mengikuti suatu hal, antara lain untuk studi lanjut atau memperoleh beasiswa. Hingga di akhir tahun 2022, saya tidak terpikirkan sama sekali untuk mengambil tes ini. Lebih tepatnya karena saya belum ada alasan yang mendorong perlunya punya sertifikat IELTS. Tentu saja yang di benak saya, tes ini memerlukan upaya belajar yang panjang dan tidak mudah.

Sebelumnya saya mengenal IELTS baru ketika menempuh pendidikan S2 di tahun 2018. Kala itu saya iseng mengikuti trial test di sebuah lembaga belajar bahasa di Yogyakarta untuk tahu seperti apa format IELTS meskipun belum memiliki target apapun. Paling tidak saya tahu bentuk tesnya meskipun hasilnya waktu itu juga belum bagus. Kesan saya, "menantang".

Di awal tahun 2023, saya mulai memikirkan perlunya belajar IELTS karena memiliki harapan untuk bisa mengikuti salah satu program yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristek RI. Alhasil, mulailah saya belajar IELTS di Januari 2023. Alhamdulillah, skor yang saya dapatkan cukup baik untuk dapat digunakan mendaftar program, beasiswa, atau studi. Pengalaman inilah yang ingin saya bagikan ke teman-teman.

Bagaimana caranya bisa belajar IELTS dengan cepat dan efektif?

Disclaimer dulu, saya bukan ahli bahasa, sehingga di sini saya ingin sharing pengalaman belajar yang saya alami semata. Lebih spesifik, IELTS yang dibahas kali ini adalah Academic IELTS, alias IELTS yang digunakan untuk kebutuhan akademis (bukan IELTS General).

Logo IELTS (Sumber: wikimedia.org)

Sebelum lebih lanjut ke tips belajar IELTS, saya akan share dulu sekilas format tesnya. IELTS terbagi menjadi empat komponen: listeningreadingwriting, dan speaking. Ya benar, tes ini mencakup semua komponen penting dalam bahasa Inggris. Jadwal tes speaking dapat dipilih saat mendaftar, yang pasti terpisah dengan tiga komponen lainnya. Tiga komponen lainnya terjadwal sepaket (berurutan waktu, one sitting). Sementara itu, untuk media tes bisa tersedia secara paper-based atau computer-based dan hasil tes diwujudkan dalam bentuk band score mulai 0 sampai dengan 9,0 baik untuk masing-masing komponen maupun overall.

Penyelenggara resmi tes IELTS di Indonesia antara lain IDP dan British Council. FYI, saya mengikuti computer-based test di IDP Surabaya pada tanggal 13 Maret 2023. Biaya tes Rp3.150.000. Pendaftaran dilakukan secara online melalui website IDP.

Saya mengikuti tes speaking lebih dulu. Waktu itu tes speaking saya ikuti secara daring via Zoom meeting di lokasi test center sebelum tiga komponen lainnya. Beberapa teman saya yang pernah ikut tes ini menyampaikan bahwa tes speaking bisa juga dilaksanakan langsung face-to-face di test center. Tes speaking terbagi menjadi tiga bagian yang berlangsung sekitar 15 menit dengan examiner seorang native speaker.

Tiga komponen IELTS berikutnya saya ikuti secara computer-basedListening terdiri dari 4 sesi dengan total 40 soal dan durasi 30 menit. Sesi reading terbagi menjadi 3 sesi dengan 40 soal dan durasi 60 menit. Terakhir sesi writing memberikan 2 tugas yang dikerjakan selama 60 menit. Lebih lengkap mengenai format tes IELTS, teman-teman dapat mengakses di sini (KLIK).

Ada lima hal yang saya lakukan untuk belajar IELTS dalam waktu yang relatif singkat.

Pertama, memahami bahwa IELTS adalah tes bahasa yang memerlukan pembiasaan. Kuncinya adalah memperbanyak latihan. Alasannya tidak lain karena tes ini memiliki ragam bentuk soal yang membutuhkan proses latihan untuk memahami cara menjawabnya. Dengan kata lain, latihan soal adalah wajib untuk para test taker sebelum mengambil real test. Latihan soal dapat dilakukan dengan media apa pun. Personally, saya merekomendasikan Youtube sebagia nomor satu karena Youtube menyediakan berbagai format latihan dan juga tips-tips praktis penyelesaian soal. Lebih spesifik, komponen reading dan listening dapat secara efektif diasah lewat latihan di media ini. Salah satu bentuk konten yang sangat bermanfaat adalah latihan soal di mana kita disituasikan menjadi test taker dengan durasi yang sesuai real test. Selanjutnya di akhir video, kita akan diberikan kunci jawaban yang bisa kita gunakan untuk evaluasi mandiri dan kita tentukan skornya. Sering melakukan latihan soal dengan konten seperti ini membantu kita mempertajam kemampuan menganalisis soal.

Latihan/simulasi IELTS juga membantu untuk bisa berstrategi dalam mengerjakan soal, mengatur ritme pengerjaan, dan meningkatkan ketelitian. Terdapat buku-buku online untuk latihan IELTS yang sering dipakai, antara lain buku keluaran University of Cambridge atau dari lembaga bahasa lain di dalam negeri.

Kedua, memanfaatkan podcast di Spotify untuk meningkatkan skill listening dan speaking. Bagi saya, Spotify sangat berjasa dalam meng-improve kemampuan listening saya yang sangat kurang. Saya mendengarkan 3-5 konten dalam sehari selama sebulan hingga menjelang hari tes. Ada beberapa channel yang memang dibuat khusus untuk pembelajar IELTS, misalnya IELTS for Success (yang juga tersedia di Youtube). Channel ini mengenalkan kosakata-kosakata yang spesifik perlu dimiliki ketika membahas sebuah topik. Di tes speaking IELTS, digunakan topik spesifik yang menuntut test taker bisa menjawab dan menggunakan kosakata relevan untuk mencapai skor yang bagus. Misalnya ketika dibahas topik “school” maka setidaknya kita bisa me-recall kosakata seperti nama-nama alat tulis, nama mata pelajaran/kuliah, ruang-ruang di sekolah/kampus, dan seterusnya. Jadi channel ini sangat tepat untuk sumber belajar, terlebih dia juga menyediakan transcript yang membantu ketika kita kesulitan mengenali kata yang digunakan speaker. Selain melatih listening, kebiasaan mendengarkan podcast ini juga melatih kita untuk brainstorming/recall kosakata untuk speaking. Selain podcast di Spotify, saya juga memanfaatkan channel Youtube berbasis bahasa Inggris, seperti BBC Learning English dan CNBC, untuk membuat diri saya semakin familiar dengan ragam topik.

Ketiga, menyimak dan take a lesson dari sample essay IELTS untuk meningkatkan kemampuan writing. Jujur bagi saya, writing ini adalah bagian yang tersusah, selain speaking, di dalam IELTS Academic. Tidak lain karena ukuran kemampuan akademik untuk lanjut studi biasanya menuntut skor writing yang lebih tinggi dibandingkan komponen lainnya. Untuk mengasah kemampuan ini, saya belajar dari sample-sample essay yang tersedia di internet atau buku online. Yang saya pelajari dari sampel tersebut antara lain struktur penulisan dan bahasa yang digunakan. Struktur adalah aspek penting dalam tulisan akademis karena menunjukkan garis besar isi essay: membahas apa di paragraf 1, apa lanjutannya di paragraf 2, dan apa isi paragraf 3. Bahasa yang digunakan juga menentukan skor writing: keluwesan bahasa, pilihan kata yang digunakan, dan keterhubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya. Di dalam IELTS ada rubrik penilaian yang bisa diacu untuk menentukan tulisan yang seperti apa yang akan memperoleh skor yang tinggi.

Keempat, latihan mengetik/menulis dengan cepat dan presisi. Karena ada batasan waktu dalam mengerjakan IELTS, tentu kita harus berlatih berpacu dengan waktu. Khusus untuk writing, perlombaan ini menjadi lebih menantang karena pekerjaan menulis adalah sesuatu yang kompleks. Kita membutuhkan kecepatan untuk memahami instruksi, menyiapkan garis besar tulisan, dan mengeksekusinya hingga menjadi tulisan utuh dalam waktu 60 menit. Dalam prosesnya, typo atau ketidaktepatan tanda baca dapat memengaruhi skor yang akan kita dapatkan. Jadi, banyak faktor yang bisa diasah dalam proses latihan writing: selain perencanaan konten, juga ketepatan penulisan menurut tata bahasa. Karenanya, latihan mengetik/menulis cepat dan presisi adalah kuncinya. Saya merekomendasikan teman-teman yang mengambil computer-based untuk tidak gagap dalam memanfaatkan keyboard selama tes writing. Selain writing, komponen lain yang memerlukan peran keyboard adalah listening, yakni test taker harus menuliskan jawaban dengan cepat dan tepat di beberapa jenis soal.

Kelima, sering berlatih speaking serta meminta feedback. Untuk active English, kita memerlukan peran orang lain untuk membantu kita belajar. Speaking test di IELTS adalah tes yang berbasis wawancara atau tanya jawab. Karenanya, adanya feedback dari orang lain ketika latihan dapat membantu kita improve lebih cepat. Ada beberapa cara yang bisa diambil untuk bisa belajar dengan teman: belajar bersama teman dekat dan belajar dari tutor. Saya pribadi melakukan keduanya. Saya belajar banyak dari teman saya yang jago IELTS. Di latihan bersama teman saya ini, saya bersimulasi membahas topik-topik baik di speaking test part 1, 2, maupun 3. Belajar dari teman membuat saya lebih leluasa karena saya tidak terlalu sungkan/malu ketika melakukan kesalahan. Di samping itu, saya juga belajar lewat tutor dengan mengikuti kursus online khusus untuk writing dan speaking. Lewat pembelajaran terstruktur ini, saya mengetahui progres belajar saya dari tutor yang selalu memberikan skor untuk tiap latihan. BTW bagi teman-teman yang mungkin penasaran dengan kursus online-nya, saya mengambil di @elfeducation (bisa di-search di Instagram). Personally saya merekomendasikan tempat ini untuk belajar writing dan speaking.

Demikianlah sharing tips belajar IELTS dengan cepat dan efektif versi saya. Saya menyiapkan tes IELTS kurang lebih selama 1,5 bulan dan alhamdulillah dengan cara ini, saya memperoleh skor 7,5 overall: 8,5 untuk listening, 7,0 untuk writing dan reading, serta 6,5 untuk speaking. Meskipun bukan skor tertinggi dalam IELTS, tapi saya sudah bersyukur sekali karena skor tersebut mengantarkan saya memperoleh beasiswa doktoral luar negeri dari LPDP dan LoA dari kampus impian saya (tentang ini akan saya sharing-kan di lain kesempatan ya).

Lewat tulisan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih untuk teman saya, Mbak Vivi, yang membantu banyak ketika berlatih IELTS.

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah mampir membaca blog ini. Semoga ada manfaat yang bisa teman-teman peroleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar