Minggu, 17 Juli 2016

Pengalaman Seleksi Beasiswa LPDP Batch 2 2016 #1

Lama sekali saya meninggalkan kebiasaan nge-blog dan sekarang rasanya adalah waktu yang tepat untuk menulis lagi. Saya ingin berbagi pengalaman saya ketika mengikuti seleksi beasiswa LPDP, khususnya untuk apply Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) program Magister Dalam Negeri. Sewaktu saya masih dalam proses seleksi, saya merasa sangat terbantu dengan adanya postingan dari teman-teman yang sudah terlebih dahulu mendaftar dan menjadi awardee. Oleh karena itu, saya berharap tulisan saya ini bisa ikut membantu teman-teman yang akan mendaftar berikutnya.

Senang sekali rasanya telah diberi amanah untuk menjadi awardee beasiswa ini. Tentunya ini tidak akan saya dapatkan tanpa dukungan dan do’a yang tiada habisnya dari orang-orang terdekat. Saya sempat pesimis tidak lolos karena beberapa kesalahan yang saya rasa telah lakukan. Tapi Alhamdulillah, Allah masih mengizinkan saya untuk melanjutkan studi di PTN impian, Jurusan Magister Sains Akuntansi Universitas Gadjah Mada.

By the way, teman-teman. Menurut hasil pengamatan saya, beasiswa LPDP bukanlah beasiswa yang diperuntukkan bagi mereka yang punya segudang prestasi dan penghargaan. Beasiswa ini diberikan kepada mereka yang memang memiliki kapabilitas dan jiwa kepemimpinan yang di masa depan akan menjadi pemegang masa depan bangsa. Seorang pemimpin hendaknya adalah orang yang memiliki kemauan kuat untuk mengupayakan yang lebih baik, bagi dirinya, lingkungan, bangsa, dan negara.
Banyak juga yang mengatakan bahwa selama proses seleksi, kita tidak bersaing dengan pendaftar lainnya untuk mendapatkan kuota (LPDP tidak mematok kuota awardee), tetapi justru bersaing dengan diri sendiri untuk melakukan yang terbaik dari diri kita. Jadi, jika teman-teman memang memiliki niat kuat untuk belajar demi negeri ini, maka kalian akan memiliki kekuatan lebih untuk memperoleh beasiswa ini.

PERSIAPAN PENDAFTARAN
Sebelum mendaftar, teman-teman harus sudah membaca dan memahami terlebih dahulu Panduan Pendaftaran Beasiswa LPDP yang telah dikeluarkan oleh LPDP di lama http://lpdp.kemenkeu.go.id. Hal yang perlu teman-teman pertimbangkan dengan matang antara lain :
1.      Dalam negeri atau luar negeri?
2.      Perguruan tinggi tujuan?
Daftar perguruan tinggi tujuan LPDP sudah dipublikasikan di laman LPDP. Dua hal ini menjadi sangat penting, bukan saja soal akan di mana kita belajar nantinya, tetapi sangat mempengaruhi semangat kita selama proses seleksi. Jangan lupa juga di-match-kan antara tujuan beasiswa (dalam/luar negeri) dengan syarat pendaftaran, karena sedikit berbeda. Syarat ini yang nantinya akan menentukan apakah teman-teman akan lolos seleksi administrasi atau tidak.

Untuk BPI Dalam Negeri, syarat pendaftaran yang harus dipersiapkan antara lain :
1.      Surat Pernyataan
Format surat pernyataan tersedia di Panduan Pendaftaran Beasiswa LPDP. Surat pernyataan tersebut dapat diketik ulang untuk kemudian diberi materai dan ditandatangani.
2.      Surat Izin dari Atasan (bagi yang sudah bekerja)
Format surat pernyataan tersedia di Panduan Pendaftaran Beasiswa LPDP. Saya tidak menggunakan surat ini, karena saya belum bekerja. Pada saat upload dalam form pendaftaran online, dapat dikosongi.
3.      Surat Keterangan Berbadan Sehat (SKBS) dan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN)
Yang perlu teman-teman perhatikan, surat-surat ini harus yang dikeluarkan oleh rumah sakit pemerintah (RSUD). Persiapkan surat ini dari jauh hari dari deadline setiap batch pendaftaran. Bagi mereka yang bertujuan ke keluar negeri, selain SKBS dan SKBN, juga dibutuhkan Surat Keterangan Bebas TBC.
Pengalaman saya kemarin, awalnya saya tidak begitu memperhatikan syarat ini. untungnya H-3 sebelum deadline pendaftaran batch saya melihat, dan akhirnya H-2 saya harus pagi buta ke RSUD untuk membuat surat ini. Khawatir antre banyak dan tidak jadi sehari.
Siapkan budget ±Rp.250.000 untuk membuat surat ini (tidak termasuk keterangan bebas TBC). Jumlah biaya ini tidak pasti. Saya mendengar bahwa teman-teman satu batch seleksi lainnya ada yang lebih murah (bahkan sangat murah sampai < Rp.75.000) dan ada yang lebih mahal (bahkan sangat mahal sampai dengan Rp.300.000-an), tergantung pada biaya yang dipatok oleh RS tempat kita membuat surat. Untuk informasi, saya membuat SKBS dan SKBN di RS Dr. Soetomo Surabaya yang menghabiskan biaya Rp.229.000.
4.      Surat Rekomendasi
Teman-teman sebaiknya meminta surat ini kepada dosen/atasan yang benar-benar mengenal teman-teman supaya lebih kredibel. Upayakan surat ini dipersiapkan dari jauh hari. Saya mengajukan permohonan pembuatan surat ini kepada dua orang dosen saya (Ketua Prodi dan Ex-Ketua/Rektor) satu bulan sebelum deadline pendaftaran.
5.      Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
Sama halnya dengan SKBS dan SKBN, surat ini sebaiknya dibuat jauh hari ke kantor polisi tempat asal teman-teman. Biasanya ada prosedur tanda tangan bertahap yang diperlukan dalam pembuatan surat ini, seperti dari tingkat RT, tingkat kelurahan, tingkat kecamatan, dan polisi. Siapkan uang administrasi dan foto 4x6 beberapa lembar ketika membuat surat ini. Pengalaman saya, biayanya tidak terlampau mahal, yakni Rp.15.000 (tidak termasuk cetak foto). Tentunya biaya ini juga tergantung dari kepolisian masing-masing.
6.      Dua (2) Essay
Terdapat dua essay yang harus dibuat oleh pelamar beasiswa, dengan tema : “Kontribusiku Bagi Indonesia: kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat/lembaga/instansi/profesi komunitas saya” dan “Sukses Terbesar dalam Hidupku”. Persiapkan essay ini dari jauh hari agar dapat disusun dengan lebih rapi dan baik (tidak terburu-buru dan hasilnya jelek). Saran saya, mintalah orang yang teman-teman percaya untuk me-review hasil tulisan rekan-rekan untuk memperoleh komentar tentang tata bahasa yang teman-teman gunakan.
7.      Rencana Studi
Rencana studi berisi rencana perkuliahan, topik yang akan ditulis dalam tesis, dan aktivitas luar perkuliahan yang akan dilakukan selama studi. Sama seperti penulisan essay, rencana perkuliahan juga disiapkan dari jauh hari agar tidak ada poin yang terlewatkan.
8.      Letter of Acceptance (LoA) Unconditional
Letter of Acceptance (LoA) Unconditional atau surat penerimaan secara tidak bersyarat diperoleh dari perguruan tinggi tujuan teman-teman. Jika belum mendapatkan surat ini, tidak usah khawatir selama rekan-rekan memenuhi syarat minimal skor TOEFL 500/iBT 61/IELTS 6,0/TOEIC 600. Pada saat upload berkas pendaftaran, bagian ini dapat dibiarkan kosong.
Kepemilikan LoA tidak menjamin teman-teman akan lolos seleksi beasiswa. Risiko yang terjadi jika sudah memiliki LoA tetapi tidak lolos seleksi adalah teman-teman harus membayar biaya kuliah sendiri atau melepaskan LoA tersebut. Saya memilih untuk mendaftar beasiswa lebih dahulu sebelum mendaftar dan memperoleh LoA agar lebih aman.
9.      Sertifikat Kemampuan Bahasa Inggris
Sertifikat bahasa Inggris seperti TOEFL ITP, TOEFL iBT, IELTS, atau TOEIC tidak dapat diperoleh serta merta. Tentunya teman-teman harus mempersiapkan jauh hari untuk mengambil tes terlebih dahulu. Jika belum yakin dengan kemampuan bahasa Inggris teman-teman, untuk mencapai skor yang dipersyaratkan, teman-teman dapat mengambil kursus (versi mahal) atau belajar secara otodidak dengan buku-buku latihan (versi murah) sebelum tes.
Pengalaman saya, pembukaan pendaftaran tes sangat cepat sekali ditutup (habis kuota). Oleh karena itu, usahakan mendaftar tes minimal 1 bulan sebelum tanggal tes. Saya memilih TOEFL ITP. Jadwal penyelenggaraan tes ini di seluruh Indonesia dapat dilihat di laman http://iief.org. Saya mempersiapkan tes ini selama ± 2 bulan dengan membaca buku-buku latihan soal tes.
Hindari pemalsuan data dan plagiarisme (hasil karya teman) agar teman-teman tidak memperoleh masalah ketika proses dan sudah memperoleh beasiswa (tidak dapat mengikuti seleksi/beasiswa dapat dicabut dan di-blacklist). Untuk informasi lebih lengkapnya, teman-teman dapat membaca sendiri di Panduan Pendaftaran Beasiswa LPDP.

PENDAFTARAN ONLINE
Pendaftaran beasiswa LPDP dilakukan secara online di laman http://beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id. Sebelum melengkapi berkas pendaftaran secara online, peserta harus membuat akun terlebih dahulu. Seluruh berkas yang dipersyaratkan di atas di-scan dan di-upload setelah memiliki akun pendaftaran. Teman-teman bisa meng-upload berkas pendaftaran yang sudah siap dan melengkapinya selama masih belum menekan tombol “Daftar”. Jadi hati-hati ya ketika sedang melengkapi berkas. Kalau belum lengkap, jangan diklik daftar dulu ya, meskipun sebenarnya kalau terlanjur belum lengkap sudah diklik daftar, nanti akan ada peringatan permintaan upload berkas yang kurang dari admin. Berkas asli harus disimpan dengan baik untuk dibawa pada saat seleksi substansi.
Saya mendaftar (klik “Daftar”) H-2 deadline pendaftaran batch 2 tahun 2016, tepatnya tanggal 13 April 2016, untuk menghindari kesalahan sistem dan semacamnya. Sebelum mendaftar saya mengecek kelengkapan berkas online berkali-kali untuk memastikan tidak ada yang tertinggal atau kurang lengkap. Alhamdulillah proses pendaftaran berjalan lancar.

Tanggal 27 April 2016, saya dinyatakan lolos seleksi administrasi dan berhak mengikuti seleksi substansi. Pernyataan lolos ini dapat dilihat di akun pendaftaran dan email resmi dari LPDP.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar